“I never lose. I either win or learn” – Nelson Mandela-
Apa yang temanasa pikirkan atau rasakan ketika baca quote tadi?
Buat aku, quote itu nunjukin dan ngingetin kita buat berpikir bahwa pelajaran itu bisa selalu kita dapat. Baik ketika kita berhasil maupun gagal. Dari pelajaran yang kita ambil, kita bisa berkembang dan menjadi lebih baik lagi.
Temanasa familiar dengan istilah “Growth Mindset” ga?
Kalau enggak, yuk kenalan.
Kenapa tulisan kali ini bahas tentang growth mindset? Karena setiap cari tahu tentang failure dan grow, salah satu yang sering muncul adalah si growth mindset ini. Marilah kita bahas sedikit.
Konsep growth mindset dicetuskan oleh psikolog bernama Carol Dweck. Menurut Dweck, growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui usaha, latihan, dan ketekunan.
Artinya gimana?
kemampuan dan kecerdasan kita masih bisa diubah selama kita percaya bahwa setiap tantangan yang kita hadapi merupakan kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Biasanya karakteristik kunci dari individu yang punya growth mindset ini adalah mereka cenderung untuk:
- Melihat tantangan sebagai tempat untuk belajar.
- Memiliki resiliensi/daya lenting yang baik. Melihat bahwa setiap usaha yang dikeluarkan merupakan langkah untuk menguasai suatu hal.
- Menerima masukan sebagai alat untuk memperbaiki diri.
- Melihat kesuksesan orang lain sebagai sesuatu yang inspiratif, bukan mengancam.
- Memiliki tujuan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, bukan hanya untuk membuktikan kemampuan atau kecerdasan saja.
Ngomongin growth mindset, ga bisa kalau ga ngomongin fixed mindset. Berbeda dengan growth mindset, fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan adalah sesuatu yang sudah ditentukan dan tidak dapat banyak diubah.
Growth dan fixed mindset ini sifatnya kontinum temanasa. Artinya ya mungkin banget kita punya keduanya dalam menghadapi masalah atau kondisi kita. Salah? Enggak dong.
Trus gimana cara supaya kita bisa punya growth mindset? Latihan.
Latihan apa?
Latihan buat:
- Menyadari dan men-challenge fixed mindset yang kita miliki. Artinya kalau kita mulai berpikir “udah lah ga usah usaha keras-keras amat. Ga bakal berubah juga”, yuk mulai kita sadari dan tanya ke diri kita “kenapa ya kira-kira ga bisa berubahnya?” Atau “butuh bantuan siapa? Jangan-jangan butuh bantuan orang lain”
- Menghargai dan mulai melihat setiap usaha kita termasuk usaha sekecil apapun untuk meraih kesuksesan itu.
- Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Wow susah. Iya, emang ga gampang. Tapi yuk dicoba pelan-pelan. Kadang kita sering terlalu keras lho sama diri sendiri sampai segitunya menghukum diri.
- Minta masukan dari orang lain kemudian dicobain deh masukannya. Misalnya, kalau dapat masukan untuk lebih memperhatikan cara komunikasi kita yang terkesan kasar. Yuk kita mulai belajar gimana ya cara asertif menyampaikan sesuatu. Atau belajar apa sih yang bikin kita kesannya agresif melulu kalau lagi bicara?
- Fokus pada progres dan perbaikan apa yang sudah kita lakukan, dibanding outcomes-nya. Misalnya, hasil kerja kita masih belum mendapatkan apresiasi yang tinggi. Tapi sebenarnya saat ini kita sudah berusaha untuk memahami pekerjaan itu mulai dari cara pengerjaannya, hingga hasil yang diharapkan. Nah, yuk jangan lupain usaha kita untuk berusaha memahami pekerjaannya. Kita pasti belajar dan berusaha lho untuk memahami suatu pekerjaan agar hasilnya baik.
Nah sekarang giliran temanasa nih yang nyobain mempraktikkan growth mindset.
Jangan lupa kata Nelson Mandela “I never lose. I either win or learn”
Keep swimming, Temanasa
Anna Deasyana, M.Psi, Psikolog