bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Amanasa 19

July 30, 2024by compro

Hi Temanasa, gimana kabarnya?

 

Aku mau bertanya dulu dong, Temanasa yang sudah pernah konseling? kalau sudah, bagaimana rasanya sebelum dan setelah konseling? 

 

Nah, sambil teman-teman jawab, aku mau sharing pengalaman aku konseling yaaa..

 

Eh gimana? Psikolog konseling juga?

 

Cencu, buatku konseling ke Psikolog ga cuma buat ngeluarin lelah dan nyampah tapi juga untuk ngulik issue dalam diriku yang mungkin tertrigger dengan pengalaman klien atau pengalaman berinteraksi dengan orang lain sehari-hari. Hal ini juga sebagai salah satu usaha agar ketika aku menjalankan konseling, aku tetap bisa objektif, tetep bisa empati dan ga bias karena issueku tertrigger.

 

Kok terdengar ga profesional sik khususnya di bagian “mungkin tertrigger dengan pengalaman klien”?!

 

Iya ya, mungkin terdengarnya ga profesional namun kondisi itu memang mungkin banget terjadi. Salah satu tanggung jawabnya Psikolog adalah memastikan bahwa pelayanan konseling tetap berjalan lancar walau kita ngerasa ada yang tertrigger. Nah triggernya perlu diberesin juga sehingga pas ketemu klien dengan issue serupa kita bisa lebih objektif, sat set nangkap permasalahannya, dan bikin rencana untuk bantu kliennya  

 

Untukku sendiri, aku selalu merasa semangat menjelang sesi konseling pribadiku. Aku ga sabar bisa diskusi dengan Psikologku. Aku ga sabar bisa numpahin uneg-uneg aku. Aku ga sabar untuk tahu apa yang terjadi dalam diriku dan gimana ya beresinnya?

 

Hmm..Gimana sik rasanya Psikolog dikonseling Psikolog?

 

Kayanya mirip deh dengan konseling-konseling yang Temanasa rasakan. Yang aku rasakan, perbedaan mendasar sepertinya ada di waktu masuk ke issue pribadi dan pembahasan tentang issuenya cukup cepat karena mungkin jaman di kampus dulu, sempat diminta untuk identifikasi issue sebelum turun ke lapangan ketemu klien. 

 

Ok, trus kenapa senang sik setelah konseling? 

 

Buat aku setelah konseling rasanya lega banget, pengen senyum terus padahal pas konseling (mungkin) nangis. Selain itu, jadi lebih paham apa yang terjadi sama diriku dan gimana cara nyelesaiinya pelan2. Atau kl belum sanggup nyelesaiinnya, at least udah kebayang issuenya apa/di area apa. 

 

Lama kah prosesnya sampai pada akhirnya sanggup nyelesaiin?

 

Tergantung seberapa besar dan seberapa dalam issuenya. Yang pasti, kita selalu berproses melalui issue-issue kita. Yang perlu diingat, healing itu adalah proses. Baik proses yang mudah dan enak atau proses yang sulit dan sakit banget. Dalam berproses, kadang mesti sabar dan pelan-pelan tapi jangan lupa juga buat apresiasi diri begitu berhasil melalui prosesnya, atau pukpuk diri kalau memang sedang dalam proses panjang dan berat. 

 

Oh iya, salah satu “mantra”ku dalam melalui proses healing-ku adalah don’t be too hard on yourself alias jangan terlalu kasar/push diri terlalu berat. Nah kalau kalimat itu udah diingat dan diucapkan, jadi lebih tenang deh.

 

Buat temanasa yang lagi berproses, selamat berproses ya 

Buat temanasa yang masih maju mundur, yuk cobain konseling yuk.

 

Sampai ketemu di ruang konseling yaaa

 

Anna Deasyana, M.Psi, Psikolog