Hi Temanasa,

 

beberapa waktu terakhir aku sering lihat pertanyaan “kalau kamu bisa ngobrol atau bilang sesuatu untuk diri kamu usia 18 tahun, kamu mau bilang apa?” di beberapa account instagram yang aku ikuti. Awalnya aku cuek aja dan kepikir “ya standard paling bilang makasi udah kuat berjalan sampai di titik ini”. Tapi karena kemudian lihat postingan macem itu beberapa kali, jadi mikir lagi..”cuma mau ngomong itu aja?”

 

dan terus aku merenung.

 

iya ya..kalau di hadapan aku, ada si Anna umur 18 tahun..aku akan ngomong apa ya ke dia?

setelah mikir itu, pikiran aku cukup rame tuh. Mulai dari, umur 18 tahun itu kondisinya lagi gimana ya? Waktu itu lagi suka aktivitas apa ya? Udah punya pacar apa jomblo ya..and so on.

 

dan jawabannya:

Ketika masuk ke usia 18 tahun, itu berarti 4 bulan sebelumnya ayah aku baru meninggal. Ketika itu, kondisi aku seolah-olah fine. Muka sih masih bisa ketawa ketiwi tapi sebenernya hidup carut marut. Nilai akademis turun drastis. Agak males pulang ke rumah tapi sebenernya pengen juga pulang ke rumah. Liat ibu yang waktu itu cuma duduk di kursi di halaman sambil dzikir dan baca yasin non stop. Pergi ke beberapa dokter karena kok mulai sering ga masuk sekolah karena keluhan fisik, tapi pas di cek ke dokter ga sakit apa-apa.

 

Jadi untuk Anna umur 18 tahun aku mau bilang..

 

“Terimakasih ya untuk ga nyerah. Terimakasih ya walau waktu itu harus berusaha menghadapi situasi ini seolah-olah sendirian, tapi tetep mau terus untuk jalanin hidup.

Terimakasih sudah menjaga dan memperhatikan ibu, walau sebenernya diri kita juga perlu dijaga dan diperhatikan.

Maaf jika ada pikiran-pikiran yang menekan termasuk tekanan untuk menjadi anak yang mesti bertanggung jawab menjaga rumah ini tetap “hidup”.

Thank you..and I love you.”

 

Kalau temanasa, ada yang mau disampaikan ga ke diri temanasa waktu umur 18 tahun?

 

Take care. Everything will be ok 🙂

 

Anna Deasyana, M.Psi, Psikolog